Wednesday 7 March 2012

> > Gaji Suami lebih kecil dari Istri

Gaji Suami lebih kecil dari Istri


Ine (27) mengaku tak masalah gajinya jauh lebih tinggi ketimbang Andri (27), sang suami. Justru yang ribut adalah kerabatnya, termasuk kedua orangtuanya. Semula pernikahan Ine-Andri ditentang orangtua Ine. Namun tekad membaja Ine-lah yang membuat pernikahan itu terlaksana.


Hmmm, di Indonesia memang agak aneh kalau gaji laki-laki (yang notabene kepala rumah tangga) jauh lebih kecil ketimbang sang istri. Ini tak lepas dari anggapan umum bahwa laki-laki setingkat lebih tinggi dan lebih dominan ketimbang perempuan. Juga stereotip bahwa laki-laki itu pencari nafkah utama, pelindung keluarga, makanya jika penghasilannya lebih kecil dari istri harga dirinya bisa tersinggung.


Dalam budaya kita, masih ada anggapan miring kalau laki-laki lebih banyak berdiam di rumah, mengerjakan urusan rumah tangga, sementara si istri giat bekerja mengejar karir dan penghasilan.


"Selama saya bisa maju, saya akan maju. Saya tak keberatan gaji suami lebih kecil, sebab saya tahu dia selalu berusaha menjadi lebih baik," ujar Ine ringan.


Andri mengaku justru bangga punya istri sehebat Ine, yang tangguh dan mandiri. "Keluarga saya sempat mengkhawatirkan istri menjadi dominan. Tapi sejauh ini tidak. Ine tetap menjadi istri dan ibu yang hebat buat saya dan anak," ujar pria tampan ini dengan muka berseri.


Ine mengaku bisa konsentrasi bekerja lantaran Andri sangat mendukung, misalnya saat harus ada meeting dengan klien dan harus pulang malam, sang suami dengan sukarela menjaga anak mereka.


Berikut tips agar masalah penghasilan istri yang lebih besar tak menjadi batu sandungan bagi pernikahan:


Saling dukung dan mengisi
Jangan merendahkan pasangan (suami-red). Jika terjadi pertengkaran, sebisa mungkin hindari bicara masalah penghasilan.


Jaga nada bicara
Usahakan bicara dengan nada lembut kepada pasangan. Dia kan bukan bawahan Anda yang bisa dibentak-bentak semaunya.


Besar pendapatan bukan berarti menanggung lebih berat
Teorinya sih, tapi kenyataannya biasanya yang berpenghasilan lebih besar akan menanggung beban yang lebih berat untuk urusan rumah tangga. Minta pasangan ikut memikirkan juga. Kalau memungkinkan dari awal sudah dibikin sistem "jatah", siapa membayar apa. Jadi jelas tanggung jawabnya.


Nah, tak sulit kan? :)
Selengkapnya Klik :  Disini