Islam datang dengan membawa peraturan yang semuanya demi kemaslahatan
umat manusia. Diantaranya soal menghilangkan najis, Islam
mensyari’atkan agar umatnya melakukan istinja’ (cebok dengan air).
Sebagian orang menganggap enteng masalah menghilangkan najis. Akibatnya
badan dan bajunya masih kotor. Dengan begitu, shalatnya menjadi tidak
sah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa
perbuatan tersebut salah satu sebab dari azab kubur.
Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Huraihah ra secara mauquf,
Rasulullah saw bersabda:" Kebanyakan siksa kubur itu disebabkan AIR
KENCING." [Shahih, HR. Ahmad dan Ibnu Majah serta dishahihkan Syaikh
al-Albani dalam Irwa'ul Ghalil (280)]
Ibnu Abbas ra mengisahkan bahwa suatu hari Rasulullah saw melintasi
dua makam, lalu beliau berkata: "Sesungguhnya mereka berdua sedang
disiksa, mereka keduanya sedang diazab, dan tidaklah keduanya diazab
disebabkan suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah satu dari
mereka disiksa karena TIDAK SAMPAI BERSIH SAAT BERSUCI setelah BUANG AIR
KECIL, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara manusia.”
Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah, kemudian
beliau belah menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada
masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa
engkau melakukan hal ini?” Beliau menjawab: “Mudah-mudahan diringankan
azab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering.”
(Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu Abbas )
Abdurrahman bin Hasaah mendengar Rasulullah saw bertanya: "Tahukah
kalian apa yang telah menimpa salah seorang Bani Israil? Dulu, saat
mereka terkena air kencing, mereka segera membersihkannya dengan
memotong pakaian yang terkena cipratan air kencing tersebut. Melihat
perbuatan ini, orang itu melarang mereka, maka dia pun diadzab dalam
kuburnya."
Pada suatu malam Abdullah bin Umar pergi ke rumah seorang perempuan
tua yang di samping rumahnya terdapat pemakaman. Lalu dia mendengar
suara lirih yang berkata, "Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu
gayung?" Abdullah bin Umar pun berkata, "Celaka, apa yang terjadi?"
Perempuan tua itu menjawab, "Itu adalah suara suamiku yang tidak
pernah bersuci dari buang air kecil." Mendengar penjelasan tersebut,
Abdullah bin Umar berkata, "Celakalah dia! Unta saja kalau kencing
bersuci, tapi dia malah tidak peduli."
Perempuan tua itu kembali menuturkan kisah suaminya : Ketika suamiku
sedang duduk, ada seorang lelaki mendatanginya seraya berkata, "Berilah
aku minum, aku sangat haus." Suamiku malah berkata, "Engkau membawa
gayung sedangkan gayung kami tergantung." Orang itu berkata, "Wahai
tuan, berilah aku minum, aku hampir mati kehausan." Suamiku berkata,
"Engkau membawa gayung." Akhirnya lelaki yang meminta air untuk minum
itu meninggal dunia. Setelah itu, suamiku juga meninggal dunia. Namun
sejak hari pertama dia meniggal dunia, seringkali terdengar suara
suamiku dari arah pemakaman, "Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu
gayung?"
Ternyata perkara kecil saja bisa menyebabkan kita mendapat siksa
kubur ya? Banyak orang memandang remeh bersuci setelah buang air kecil
(kurang bersih bahkan tidak bersuci sama sekali), padahal hal yang remeh
itu bisa menjadi malapetaka ketika kita masuk pada Alam Barzakh.
NAUZUBILLAHMINZALIKK...........!
[SUMBER]