Monday, 3 December 2012

> > Freemason di Indonesia [bagian : 3]

Freemason di Indonesia [bagian : 3]


III.    TOKOH-TOKOH FREEMASONRY INDONESIA
“Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917” (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917), diterbitkan secara resmi oleh 3 Loji besar (Loji Batavia, Loji Semarang, Loji Surabaya) (1917), memuat secara lengkap operasional, para tokoh, dokumentasi foto, dan aktivitas loji-loji yang berada langsung di bawah pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman ini ditulis oleh Tim Komite Sejarah Freemason. Keterlibatan elite-elite pribumi, yaitu para tokoh Boedi Oetomo dan elite keraton di Kadipaten Pakualaman Yogyakarta, terekam dalam buku kenang-kenangan ini.
Berbagai foto kegiatan Freemason di Indonesia:
tarekat-mason-bebas-1955
Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908. Tahun berdirinya Boedi Oetomo adalah sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk.Gerakan Turki Muda ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekuler. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekuleris. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syari’at Islam.
Pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, adalah dr. Soetomoseorang tokoh yang keberpihakannya bukan pada Islam; namun ia cenderung mengagumi Gerakan Kebangsaan yang terjadi di Turki tersebut. Dr. Soetomo mengatakan, “Perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa cita-cita Pan-Islamisme telah digantikan oleh nasionalisme.”
dr-soetomodr-wahidin-soedirohoesodo
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Adapun penggagas organisasi Boedi Oetomo yaitu dr. Wahidin Soediro Hoesodo, adalah anggota Theosofi, sebuah perkumpulan kebatinan yang berlandaskan pada tradisi Kabbala Yahudi yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky. Selain Theosofipara ketua dan aktivis Boedi Oetomo juga masuk sebagai anggota Freemason.
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Tokoh-tokoh Indonesia yang juga terlibat Freemasonry Yahudi antara lain adalah:
1. Raden Saleh, pelukis terkenal yang lahir di sekitar tahun 1810 di Semarang dan meninggal tahun 1880 di Bogor ini adalah anggota Freemason Indonesia yang pertama. Ia dilantik pada tahun 1836 di loge Den Haag “Endracht Maakt Macht”. Pendidikannya diperoleh di Eropa, tapi sebagian besar hidupnya ia berkarya di Indonesia.
rd-saleh
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
2. Abdul Rachman, salah seorang buyut dari Sultan Pontianak, yang dilantik pada tahun 1844 di Loge Surabaya “De Vriendschap”. Terdapat keterangan bahwa dia adalah Mason pertama yang beragama Islam.
3. KPH. Ario Soerjodilogo (Paku Alam V) terlahir dengan nama KPH. Soerjodilogo pada tahun 1833, dan meninggal sekitar tahun 1900. Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Praboe Soerjodilogo, ia merupakan salah satu anggota awal organisasi Tarekat Mason Bebas dari loge Mataram, Yogyakarta.
4. KPH. Notokoesoemo (Paku Alam VI). Paku Alam VI (1856-1902) juga  anggota Freemason Yogyakarta. Ia terkenal sebagai tokoh yang mahir berbahasa Belanda, baik lisan maupun tulisan. Kondisinya yang kurang sehat menyebabkan banyak tugasnya  diserahkan kepada adiknya KPH. Notodirodjo.
5. Pangeran Ario Notodirodjo (1858-1917). Masuk  keanggotaan Loge Mataram pada tahun 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. Pada tahun 1913 ia mendirikan Sarekat Islam Cabang Yogya yang banyak beranggotakan elit Jawa. Notodirodjo seorang yang disegani dan dianggap sebagai tokoh pergerakan rakyat Jawa.
6. R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, seorang tokoh yang pada awal abad ke-20 memangku jabatan Bupati Semarang dan Salatiga. Bukunya yang terkenal adalah Wat ik als Javaan voor geest en gemoed in de Vrijmetselarij heb gevonden.
7. Raden Adipati Tirto Koesoemo,adalah tokoh yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar. Dan menjadi anggota Loji Mataram sejak tahun 1895. Ia merupakan Ketua Pertama Boedi Oetomo. Pada Konggres ke-2 Boedi Oetomo, yang diadakan di gedung Loge Mataram, ia mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu, mendahului Sumpah Pemuda sekitar 20 tahun.
rd-adipati-tirto-koesoemord-mas-toemenggoeng-ario-koesoema-yoedhapangeran-notosoeroto
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
8. A.H. van Ophusyen S.H. (1883-1956), adalah notaris dan anggota Dewan kota Batavia. Ia merupakan salah seorang pendiri dari Indo Europees Verbond - Ikatan Indo Eropa. Dan juga merupakan wakil Suhu Agung untuk Indonesia.
9. Raden Mas Toemenggoeng Ario Koesoemo Yoedha (1882-1955) adalah putra dari Pakoe Alam V. Ia menjadi anggota Loji Mataram pada tahun 1909 dan berkali-kali memegang jabatan kepengurusan. Pada tahun 1930, ia menjadi Anggota Pengurus Pusat.
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
10. Pangeran Notosoeroto. Ia adalah seorang tokoh Boedi Oetomo, yang dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata sebagai berikut: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya… Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan.
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
11. Dr. Radjiman Wediodipoera (Wediodiningrat), lahir di Yogyakarta pada tahun 1879 dan meninggal di Ngawi Jawa Timur pada tahun 1952. Diantara tahun 1906 dan 1936, ia menjadi dokter pada keraton Solo. Dia juga seorang sarjana dan penulis mengenai falsafah budaya.  Dan juga merupakan salah satu pendiri Boedi Oetomo serta sempat pula menjadi ketuanya pada tahun 1914-1915. Radjiman adalah seorang Mason yang menjadi salah satu the founding fathers/pendiri negeri ini.
Radjiman juga merupakan seorang tokoh yang pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada tahun 1945, ia memainkan peranan penting sebagai Ketua dari Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut, dimana ia bersama Soekarno dan Hatta pergi menemui Marsekal Terauchi dalam pembicaraan kemerdekaan Indonesia.
Dalam catatan sejarah, persidangan yang dipimpin Radjiman ini tercatat sebagai awal dari lahirnya dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila; setelah sebelumnya masing-masing kelompok berdebat dalam mengajukan usulan soal asas negara. Tokoh-tokoh Islam seperti M. Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, sedangkan tokoh-tokoh nasionalis-sekuler antara lain Radjiman mengajukan ideologi Pancasila.
Radjiman Wediodiningrat pernah menjabat sebagai pimpinan Boedi Oetomo, dan dia adalah satu-satunya tokoh pribumi yang artikelnya dimuat dalam buku “Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917” (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917).
Radjiman yang masuk sebagai anggota Freemason pada tahun 1913, menulis sebuah artikel berjudul “Een Broderketen der Volken” (Persaudaraan Rakyat).
Selain Radjiman, tokoh-tokoh Boedi Oetomo lainnya yang tercatat sebagai anggota Freemason bisa dilihat dalam artikel berjudul “The Freemason in Boedi Oetomo”yang ditulis oleh C.G. van Wering.
Dr-Radjiman-Wediodipoera-WediodiningratKomisaris-Jendral-Pol-Raden-Said-Soekanto-Tjokrodiatmodjo
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
12. Komisaris Jendral (Pol.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (1908-1993) adalah Kepala Djawatan Kepolisian Negara yang pertama. Ia menjabat dari tanggal 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959. Pada tahun 1952, ia menjadi anggota Loji Purwo Daksia. Selain itu, ia pun menjabat sebagai Kepala Kepolisian RI. Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason. Jabatan lainnya adalah sebagai Ketua Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting Stiching.
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
13. R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, menjadi Ketua Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia pada 7 April 1955, yaitu hari berdirinya Tarekat Mason Indonesia.
suhu-agung-tarekat-mason-bebas-timur-agung-belanda
Ir. C.M.R Davidson (Suhu Agung dari Tarekat Mason dibawah Timur Agung Belanda) dan R.A.S. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro (Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia) pada 7 April 1955 disaat Upacara Peresmian Pengurus Tarekat Mason Indonesia
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
14. R.A. Pandji Tjokronegoro, terdaftar sebagai anggota Tarekat Mason Bebas pada tahun 1908. Hal ini dikuatkan dengan bukti keikutsertaannya merayakan “Yubelium Mason Bebas” yaitu perayaan 50 tahunnya Mason Bebas.
15. Mas Boediardjo, adalah Anggota Mason yang menjadi Sekretaris pada pengurus Boedi Oetomo, dimana pada sekitar tahun 1916 ia masih memegang jabatan kepengurusan. Kemudian pada tahun 1916-1922 ia menjabat sebagai Inspektur Pembantu dari Pendidikan Pribumi (Inlands Onderwijs).
Mas-Boediardjo-sekretaris-boedi-oetomo1
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Demikianlah diantara tokoh-tokoh yang keberpihakan mereka itu adalah kepada ajaran Humanisme Sekuler, suatu ideologi yang memang diciptakan oleh Freemasonry Yahudi.
Oleh karena itu tidak aneh Al Qur’an, As Sunnah dan syari’at Islam tidak dijadikan sebagai dasar pemikiran untuk proses menuju lahirnya arah, visi dan misi negeri dan bangsa kita ini. Mengingat bahwa tidak sedikit dari para pendiri negeri ini (the founding father), pemikiran mereka “dibesarkan” oleh penjajah itu sendiri yang dalam hal ini adalah Belanda dan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam Freemasonry Yahudi.
Hal tersebut menunjukkan betapa gigih Freemasonry Yahudi melancarkan program Internasional  mereka untuk mensekulerkan kaum Muslimin. Padahal berbagai aturan dan pedoman menurut Allah سبحانه وتعالى jika bukan berasal dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahiihah dan atau menyelisihi dan menentangnya, maka itu adalah dikategorikan sebagai hukum Jahiliyyah. Renungkanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. al-Maa’idah 5:50
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya:
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
Renungkan pula Hadits Riwayat Al Imaam Hakim dalam “Al-Mustadrok” Kitab “Al-Fitan wal Malaahim” no: 8667 dan kata beliau sanadnya shahiih dan Al Imaam Adz-Dzahaby menyepakatinya, juga Al Imaam Ibnu Maajah dalam kitab yang sama no: 4019. Dan Syaikh Nashiruddin Al-Albaany meng-Hasan-kan sanadnya, sebagaimana dalam Silsilah Hadits Shahiih-nya 1/167-169 no:106 berikut ini:
عن عطـاء بن أبى رباح عن عبد الله بن عمـر، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” يَا مَعْـشَرَ الْمُـهَاجِرِيْنَ خَمْسٌ إِنِ ابْتُلِيْتُمْ بِهِنَّ وَنَـزَلَ فِيْكُمْ أَعُوْذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوْهُنَّ : 
1.   لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِىْ قَوْمٍ قَطٌّ حَتَّى يَعْمَلُوْا بِهَا إِلاَّ ظَهَرَ فِيْهِمُ الطَّاعُوْنُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِيْ لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِيْ أَسْلاَفِهِمْ، 
2.   وَلَمْ يَنْقُصُوْا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوْا بِالسَّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ، 
3.   وَلَمْ يَمْنَعُوْا الزَّكَاةَ إِلاَّ مُنِعُوْا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْ لاَ الْيَهَـائِمِ لَمْ يُمْطَرُوْا، 
4.   وَلَمْ يَنْقُضُوْا عَهْدَ اللهِ وَعَهْدَ رَسُوْلِهِ إِلاَّ سَلَّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوُّهُمْ مِنْ غَيْرِهِمْ وَأَخَذُوْا بَعْضَ مَا كَانَ فِيْ أَيْدِيْهِمْ، 
5. وَمَا لَمْ يَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ إِلاَّ أَلْقَى اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ” 
Artinya:
“Dari ‘Atha bin Abi Robah dari ‘Abdullaah bin ‘Umar, telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “Wahai segenap muhajirin ada 5 perkara jika kalian ditimpa olehnya dan terjadi ditengah-tengah kalian – Aku berlindung pada Allah سبحانه وتعالى agar kalian tidak mengalaminya:
1. Tidaklah kekejian (zina) itu nampak pada suatu kaum sehingga mereka melakukannya, kecuali akan muncul ditengah-tengah mereka tho’un (penyakit menular) dan kelaparan yang belum pernah sedahsyat itu terjadi pada kaum-kaum sebelum mereka.
2. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa dengan kemarau panjang, beban hidup yang berat dan penguasa yang dzalim.
3. Tidaklah mereka enggan menunaikan zakat, kecuali mereka akan dihalangi dari hujan atas mereka; dan jikalau bukan karena Allah سبحانه وتعالى sayang pada binatang maka Allah سبحانه وتعالى tidak akan turunkan hujan bagi mereka.
4. Tidaklah mereka membatalkan ikatan perjanjian mereka dengan Allah سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya, kecuali musuh-musuh dari luar diri mereka akan menguasai mereka dan akan mengambil sebagian apa yang mereka miliki.
5. Dan tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan kitab Allah سبحانه وتعالى, kecuali dicampakkan ditengah-tengah mereka kecekcokan/kekacauan.
Oleh karena itu berbagai gejolak dan atau kekacauan, kecekcokan dan berbagai musibah yang silih berganti, tak kenal henti terjadi di berbagai belahan tempat di negeri ini; maka itu semua adalah merupakan dampak dari jauhnya kaum Muslimin, bahkan penolakan yang terjadi terhadap nilai-nilai dan hukum-hukum Allah سبحانه وتعالى.
Adapun tokoh politik Indonesia yang dalam kiprahnya juga banyak menyokong kegiatan Freemasonry Yahudi adalah Abdurrahman Wahid, mantan Presiden Republik Indonesia ke-4.
Abdurrahman Wahid menerima Medal of Valor (Medali Keberanian) dari Shimon Wiesenthal Center (SWC) di Beverly Wilshire Hotel, 9500 Wilshire Blvd., Beverly Hills, Los Angeles, Amerika Serikat pada hari Selasa 6 Mei 2008, yang videonya dapat dilihat pada youtube dengan judul “Gus Dur terima Medal of Valor daripada Yahudi
 

gus-dur-medal-of-valor-yahudi
Abdurrahman Wahid menerima penghargaan Medal of Valor dari Yahudi
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Dalam video, terlihat Abdurrahman Wahid menerima pengalungan medali, sembari dengan menangis terharu mengucapkan sambutan sebagai tanda terimakasihnya kepada institusi Shimon Wiesenthal Center (SWC) yang memberinya Medal of Valor tersebut. Diantara kata-kata yang diucapkan Abdurrahman Wahid (apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia) adalah sebagai berikut:
Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, terutama institusi Shimon Wiesenthal, ini merupakan kehormatan bagi diriku untuk menerima penghargaan kalian dalam hal ini.  Saya ingin mendedikasikan (medali) ini kepada kawan karibku yang telah meninggal (yaitu) Ramen, seorang Yahudi yang bersamaku selama 4 tahun didalam Kabbala, Talmud dan segalanya; bersama-sama kami menjual keseluruhan sembilan dua perlindungan nilai” (? — suara Abdurrahman Wahid kurang jelas terdengar – pent.) itu di Tahrir Square. Jadi kudedikasikan (medali) ini untuk mengingatnya, karena dia telah meninggal sekitar 5 tahun lalu. Disamping itu, (medali) ini adalah penghargaan yang menyenangkan bagiku dalam mendedikasikan hidupku untuk sesuatu hal yang mana saya akan bekerja keras, (yaitu) agar Israel diakui oleh Republik Indonesia. Hal ini adalah penting, karena kalaulah kita ingin menjadi orang yang jujur dan membuka diri, maka kita harus mengakui Israel. Tidak ada cara lain selain itu. Itu sebabnya saya sangat gembira bahwa saya mendapat undangan dari Presiden Israel sekarang, Simon Perez, untuk berpartisipasi dalam seminar hari Senin depan. Dari Amerika Serikat (ini), saya akan pergi ke Israel untuk hal tersebut. Saya tahu hal ini akan menjadikan para Fundamentalis di Indonesia sangat marah, mungkin orang-orang lainpun demikian pula….” dan seterusnya hingga akhir acara.
Yang perlu digaris-bawahi dari pernyataan Abdurrahman Wahid diatas adalah bahwa ia mendalami Kabbala dan Talmud bersama teman Yahudinya selama 4 tahun. Padahal jelas-jelas Kabbala dan Talmud itu sangat bertentangan dengan ‘aqiidah Islam (silakan baca kembali penjelasan tentang bahayanya Kabbala dan Talmud klik di sini dan di sini 
Dalam acara tersebut, selain untuk menerima medali, Abdurrahman Wahid juga menyatakan ikut merayakan Hari Kemerdekaan Israel, sebuah hari dimana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya.
Medali ini dianugerahkan kepada mantan Presiden RI ini dikarenakan Abdurrahman Wahid dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia. (sumber: bacatanda.blogspot.com, eramuslim.com, indocropcircles.wordpress.com)  
Padahal, renungkanlah betapa Allah سبحانه وتعالى telah berfirman dalam QS. al-Maa’idah 5:51 sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.”
Itulah yang sudah terjadi. Bagi generasi muda penerus bangsa, hal ini adalah fakta sejarah yang juga merupakan suatu pelajaran yang buruk; karena didalam kaidah Muslim sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, seorang Muslim dilarang untuk menolong orang kafir untuk menimbulkan musibah bagi kaum Muslimin. Hendaknya kita sebagai kaum Muslimin benar-benar menjaga ‘aqiidah diri dan keluarga agar terhindar dari murka Allah سبحانه وتعالى.
Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته