Thursday, 6 December 2012

> > Ibu dan Kita

Ibu dan Kita


oleh : Ubaidillah Al Ihror , Islamic Centre Wadi Mubarok
Zaman dahulu di kalangan petani – petani jepang ada sebuah teradisi yang mereka sebut dengan sebutan UBASUTE yaitu membuang orang orang  tua mereka yang telah lanjut usia ke sebuah pegunungan , hal ini dilakukan karena sebagian besar petani yang hidup pada saat itu berada di bawah garis kemiskinan dan perang saudara.
Suatu hari ada seorang pemuda yang mengendong ibunya ke sebuah pegunungan untuk di sisihkan,di sepanjang perjalanan sang ibu mengambil ranting ranting kecil dan menaburkannya di sekeliling jalan yang ia lewati, sang anakpun penasaran terhadap tingkah laku aneh ibunya,lalu ia menanyakannya, dengan pelan pelan ibu itu menjawab  “ ranting ranting kecil ini sebagai petunjuk jalan agar kamu tidak tersesat saat pulang ke rumah”’anak itupun terharu,dengan mata yang berlinang ia membawa pulang kembali ibu itu ke kampung.
——
Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini,dari kasih sayang seorang ibu sampai durhakanya seorang anak. Terkadang tanpa kita sadari kisah ini juga pernah kita alami meskipun dengan konteks yang sedikit berbeda , menyakitinya , membohonginya, bahkan terkadang dengan tindakan tindakan yang lebih jauh dari itu dan balasan yang kita terima adalah kasih sayang seorang ibu tidaklah seperti buih dikarang yang mudah hilang diterjang ombak atau seperti api yang mudah mati karena air yang menyiraminya,dalam keadaan terzhalimipun seorang ibu akan tetap mencurahkan semua cintanya untuk kita tanpa kita minta.
Maka sangatlah pantas ketika seseorang bertanya kepada Rosulullah SAW,  “Wahai Rosulullah siapakah yang paling berhak saya temani dengan baik “, Rosulullah menjawab “ Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu . Karena Rosulullah tahu sebesar apapun bakti kita kepadanya tidak akan mampu membalas kasih sayang yang kita terima darinya.
Ditengah tengah kemajuan dunia , tehnologi yang super canggih tanpa di iringi imtak ( iman dan takwa ) dan ilmu agama yang mumpuni terkadang membawa kita semua kepada perilaku perilaku yang kurang terpuji dan keluar dari batas batas islam, ketika tayangan televisi sering mempertotonkan sesuatu yang kurang beradab,kedurhakaan seorang anak contohnya , lama kelamaan banyak orang pun menirunya ,mempraktekannya dan sikap itu pun menjadi sebuah karakter yang tidak berubah meskipun orang tua telah berusia senja,akhirnya panti panti jompo menjamur di sudut sudut kota besar membuktikan krisis moral menjadikan orang tua terzalimi dan tak berharga, Rosulullah pernah bersabda yang diriwayatkan oleh abu huroiroh:
رَغِمَ أَنْفُهُ. ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ. ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ” قِيْلَ: مَنْ؟ يَا رَسُوْلُ اللهِ! قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَّيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ”.
“ “Celaka Orang itu ! Sungguh celaka orang itu! Sungguh celaka orang itu !” Ditanyakan :”Siapakah orang itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab : “Yaitu orang yang mendapati ibu bapaknya ketika sudah sangat tua, salah seorang diantaranya atau kedua-duanya, kemudian orang itu tidak masuk ke dalam surga (karena tidak melayani ibu bapaknya yang telah tua tersebut).”
Sepanjang sejarah tidak orang ada orang yang bahagia ketika ia menzalimi ibunya, seorang Bani Israil yang hampir jatuh ke kubangan dosa dengan fitnah perempuan hanya karena doa ibu ketika ia kecewa padanya ,salah satu sahabat Rasulullah yang kesulitan menghadapi sakaratul maut karena ia mengecewakan ibunya dan terkadang Allah sering menunjukkan azabnya di dunia dengan mustajabnya doa doa seorang ibu kepada anaknya.
Dan sebaliknya berbakti kepada orang tua adalah awal dari sebuah kesuksesan dunia dan kesuksesan kesuksesan di akhirat. Bj.Habibie ketika menerima doktor honoris causa dari universitas indonesia berkata “di balik suksesnya seorang tokoh tersembunyi dua perempuan yang amat menentukan yaitu ibu dan istrinya.
Hormatilah orang tua sebelum kita terlambat menghormatinya.[sumber]