Zaman dahulu di kalangan petani – petani jepang ada sebuah teradisi
yang mereka sebut dengan sebutan UBASUTE yaitu membuang orang orang
tua mereka yang telah lanjut usia ke sebuah pegunungan , hal ini
dilakukan karena sebagian besar petani yang hidup pada saat itu berada
di bawah garis kemiskinan dan perang saudara.
Suatu hari ada seorang pemuda yang mengendong ibunya ke sebuah
pegunungan untuk di sisihkan,di sepanjang perjalanan sang ibu mengambil
ranting ranting kecil dan menaburkannya di sekeliling jalan yang ia
lewati, sang anakpun penasaran terhadap tingkah laku aneh ibunya,lalu ia
menanyakannya, dengan pelan pelan ibu itu menjawab “ ranting ranting
kecil ini sebagai petunjuk jalan agar kamu tidak tersesat saat pulang ke
rumah”’anak itupun terharu,dengan mata yang berlinang ia membawa pulang
kembali ibu itu ke kampung.
——
Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini,dari kasih sayang
seorang ibu sampai durhakanya seorang anak. Terkadang tanpa kita sadari
kisah ini juga pernah kita alami meskipun dengan konteks yang sedikit
berbeda , menyakitinya , membohonginya, bahkan terkadang dengan tindakan
tindakan yang lebih jauh dari itu dan balasan yang kita terima adalah
kasih sayang seorang ibu tidaklah seperti buih dikarang yang mudah
hilang diterjang ombak atau seperti api yang mudah mati karena air yang
menyiraminya,dalam keadaan terzhalimipun seorang ibu akan tetap
mencurahkan semua cintanya untuk kita tanpa kita minta.
Maka sangatlah pantas ketika seseorang bertanya kepada Rosulullah
SAW, “Wahai Rosulullah siapakah yang paling berhak saya temani dengan
baik “, Rosulullah menjawab “ Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu .
Karena Rosulullah tahu sebesar apapun bakti kita kepadanya tidak akan
mampu membalas kasih sayang yang kita terima darinya.
Ditengah tengah kemajuan dunia , tehnologi yang super canggih tanpa
di iringi imtak ( iman dan takwa ) dan ilmu agama yang mumpuni
terkadang membawa kita semua kepada perilaku perilaku yang kurang
terpuji dan keluar dari batas batas islam, ketika tayangan televisi
sering mempertotonkan sesuatu yang kurang beradab,kedurhakaan seorang
anak contohnya , lama kelamaan banyak orang pun menirunya
,mempraktekannya dan sikap itu pun menjadi sebuah karakter yang tidak
berubah meskipun orang tua telah berusia senja,akhirnya panti panti
jompo menjamur di sudut sudut kota besar membuktikan krisis moral
menjadikan orang tua terzalimi dan tak berharga, Rosulullah pernah
bersabda yang diriwayatkan oleh abu huroiroh:
رَغِمَ أَنْفُهُ. ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ. ثُمَّ رَغِمَ
أَنْفُهُ” قِيْلَ: مَنْ؟ يَا رَسُوْلُ اللهِ! قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ
وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَّيْهِمَا، ثُمَّ لَمْ
يَدْخُلِ الْجَنَّةَ”.
“ “Celaka Orang itu ! Sungguh celaka orang itu! Sungguh celaka
orang itu !” Ditanyakan :”Siapakah orang itu ya Rasulullah?” Beliau
menjawab : “Yaitu orang yang mendapati ibu bapaknya ketika sudah sangat
tua, salah seorang diantaranya atau kedua-duanya, kemudian orang itu
tidak masuk ke dalam surga (karena tidak melayani ibu bapaknya yang
telah tua tersebut).”
Sepanjang sejarah tidak orang ada orang yang bahagia ketika ia
menzalimi ibunya, seorang Bani Israil yang hampir jatuh ke kubangan dosa
dengan fitnah perempuan hanya karena doa ibu ketika ia kecewa padanya
,salah satu sahabat Rasulullah yang kesulitan menghadapi sakaratul maut
karena ia mengecewakan ibunya dan terkadang Allah sering menunjukkan
azabnya di dunia dengan mustajabnya doa doa seorang ibu kepada anaknya.
Dan sebaliknya berbakti kepada orang tua adalah awal dari sebuah
kesuksesan dunia dan kesuksesan kesuksesan di akhirat. Bj.Habibie ketika
menerima doktor honoris causa dari universitas indonesia berkata “di
balik suksesnya seorang tokoh tersembunyi dua perempuan yang amat
menentukan yaitu ibu dan istrinya.
Hormatilah orang tua sebelum kita terlambat menghormatinya.[sumber]