Tuesday 10 July 2012

> > Ketika Iblis Tidak Lagi Bisa Memprotes Anda

Ketika Iblis Tidak Lagi Bisa Memprotes Anda


Islam juga mengajarkan bahwa manusia yang masuk kategori sebagai penghuni surga bukanlah manusia yang selama hidupnya tidak pernah berbuat dosa, sebaliknya calon penghuni neraka juga bukan manusia yang tidak pernah berbuat kebaikan. Al-Qur’an menginformasikan bahwa semua perbuatan kita, sekalipun sebesar ‘zarrah’ akan dihitung tanpa terkecuali. Maka selain keimanan yang ada dalam qalbu, semua catatan perbuatan baik dan buruk tersebut akan ditimbang, ada proses ‘off-set’ antara pahala dan dosa, pahala menghapus dosa, dan sebaliknya dosa juga menghapus pahala, lalu kita tinggal menunggu bagaimana hasil akhirnya. Menghitung keseimbangan pahala dan dosa juga tidak hanya berurusan dengan soal kuantitas dari perbuatannya saja, kualitas juga memegang peranan. Jangan menganggap remeh dosa kecil, anda misalnya menganggap menyebarkan paku di jalanan hanya perkara sepele, namun bisa membuat bus yang isinya puluhan orang terguling, atau melukai seseorang dan berakibat kena tetanus, orang tersebut kemudian menderita bertahun-tahun karenanya. Bisa dibayangkan berapa catatan dosa yang mesti anda terima..

Pahala bukan hanya hasil dari perbuatan baik semisal menolong orang, rajin beribadah, shalat, puasa, zakat, infaq, sedekah, tapi juga ketika kita ikhlas dan sabar menerima musibah dan cobaan yang ditetapkan Allah, apapun bentuknya..

Ini adalah ajaran yang masuk akal, sederhana dan gampang diterima oleh siapapun. Sekalipun orang tersebut bukan pemeluk Islam atau bahkan penganut atheisme sekalipun, mereka dengan mudah bisa menerima konsep ini dan berkata :”Kalau memang prosesnya demikian, memang sangat masuk akal..”.

Ketika dihadapkan dengan proses pengadilan, dihitung semua perbuatan :

Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. ‪(Al-Anbiyaa: 47)

Bagaimana seharusnya kita bersikap di dunia ini, untuk bersiap-siap menghadapi hari pengadilan tersebut..?? Yang pasti semua perbuatan kita akan dibuka dan diperlihatkan kepada semua pihak, tidak ada yang disembunyikan sehingga semuanya mengetahui apa dasar hitung-hitungannya seseorang layak masuk surga atau neraka. Tidak ada lagi bahan bagi pihak yang merasa berkeberatan dengan keputusan yang ditetapkan lalu menyatakan ini sebagai pengadilan rekayasa.

Saya berikan ilustrasinya…

Ketika anda selesai ditimbang, lalu keputusannya adalah anda layak masuk surga. Lalu kaki mulai dilangkahkan menuju surga. Seseorang yang mengetahui dosa-dosa anda selama di dunia melakukan protes :”Saya tidak terima orang ini bisa masuk surga, karena dia dulunya pernah bagi-bagi hasil korupsi dengan saya, fifty-fifty lagi, kalau saya harus menerima nasib masuk neraka, seharusnya dia juga masuk neraka..”. Allah lalu menjawab :”Memang dia menikmati hasil sama seperti kamu, oleh sebab itu dosa yang ditanggungnya juga sama. Namun orang ini telah menanggung penyakit yang luar-biasa dihari tuanya, terkapar dengan penuh kesakitan  dan dia menerima dengan ikhlas. Penyakit yang Aku timpakan tersebut telah mengimbangi dosa yang dilakukannya, sedangkan kamu tidak mengalaminya. Aku berikan kesempatan buat dia untuk menghapus dosa dengan musibah, karena dia memang meminta agar mendapat kehidupan yang baik di akhirat, sedangkan kamu selalu meminta kebaikan di dunia saja dan mencurahkan segala upaya untuk memperolehnya, tentu saja atas dasar sifat-Ku yang Maha Pengasih maka Aku berikan sesuai yang diminta hamba-hamba-Ku. Orang ini layak masuk surga karena Aku punya alasan untuk itu, sebaliknya kamu pantas masuk neraka karena Aku tidak punya alasan untuk melepaskan kamu”.

Bisa jadi protes datang dari iblis yang mengatakan :”Orang ini sering bermaksiat, bagaimana bisa memperoleh surga..??”. Allah lalu menjawab :”Dosa karena bermaksiat tentu saja sudah dihitung, namun Aku telah memutuskan untuk menitipkan kepadanya seorang anak yang cacat, dan dia menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, merawat anak tersebut sepanjang hidupnya. Penderitaannya dalam memelihara anak cacat tersebut mengimbangi dosa-dosa yang pernah dilakukannya, Aku berikan ujian karena dia memang meminta agar segala dosa-dosanya diampuni. Karena dia berhasil melewati ujian tersebut maka dia layak masuk surga”. Iblis tidak lagi punya alasan untuk memprotes kandungan dosa yang anda miliki, semua hitung-hitungannya jelas dan dipahami semua pihak.

Apakah anda sudah bisa ‘mengkalkulasi’ nilai diri anda sampai seperti ini..?? kalau sudah mampu maka anda mungkin punya sikap yang agak aneh. Ketika hadits Rasulullah menyatakan :”Sungguh ajaib orang yang beriman, Saat mendapat kenikmatan dia bersyukur dan syukur tersebut mendatangkan kebaikan bagi dirinya, diwaktu dia menerima musibah maka orang tersebut akan bersabar, sabar juga mendatangkan kebaikan bagi dirinya..”. Anda mungkin malah bersikap sebaliknya, ketika menerima musibah, bisa berupa rumah yang habis dilalap api atau hanyut dibawa banjir, dianugerahi anak yang cacat, mengalami kematian anggota keluarga yang disayangi, dizalimi orang tanpa bisa melawan, melarat kehilangan pekerjaan. Semua musibah akan anda hadapi dengan sudut pandang yang berbeda, karena yakin apapun yang menimpa selalu ada harga yang pantas untuk itu, anda bersikap seperti apa yang disampaikan dalam Al-Qur’an :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran 190-191)

Tidak ada lagi istilah kenikmatan dan musibah, sudut pandang kita hanya menyatakan apapun itu maka semuanya tidak ada yang sia-sia, pasti ada keuntungan yang akan anda ambil. Maka sikap aneh yang muncul adalah : Kenikmatan ataupun musibah akan diterima dengan rasa syukur, rasa yang muncul karena meyakini betul bahwa apapun yang dijalani, itu sangat berguna untuk membungkamkan Iblis, agar dia kelak tidak lagi punya alasan untuk memprotes anda, ketika kaki sudah dilangkahkan menuju surga.