JIKA Anda seorang ayah, dan mengenal Islam, dan pernah mendengar ayat ini, maka Anda perlu takjub dengan diri Anda.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqon:74)
“Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqon:74)
Coba perhatikan makna ayat di atas sekali
lagi. Ayat di atas adalah berbicara tentang seorang lelaki atau suami
yang mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah mengharapkan agar
istri dan anak-anaknya selamat di dunia dan akhirat. Kenapa bukan
seorang wanita atau anak-anak? Itulah hebatnya seorang lelaki.
Perjuangan hidupnya Allah torehkan dalam kitab yang mulia, Al-Quran. Ia
menjadi pemimpin bagi keluarganya. Ia tidak boleh direndahkan oleh
dirinya sendiri atau oleh orang lain, karena Allah telah memuliakannya.
Ia tidak boleh di belakang wanita sebagai makmum. Ia tetap menjadi
pemimpin walaupun berada di kerumunan sepuluh, seratus, atau seribu
wanita sekali pun. Bahkan seandainya ada satu milyar wanita, dan ia
laki-laki seorang diri. Ia tetap menjadi imam di depan para wanita.
Suatu aturan fiqih yang memang benar-benar luar biasa!
Sekali lagi, kalau anda seorang ayah atau laki-laki, maka bersyukurlah.
Tahukah Anda, bahwa doa kita tidak hanya
untuk kebahagiaan di dunia ini? Kita berdoa kepada Allah sebenarnya
meminta agar kelak di akhirat dimuliakan oleh-Nya.
Bagi orangtua, menjadi Muslim yang baik
mungkin tidak sulit, karena sudah tahu mana yang benar dan mana yang
salah. Walaupun kita terkadang malas untuk mengikuti yang benar, tapi
sebenarnya kita tahu bahwa itu adalah yang benar. Bagaimana dengan
anak-anak kita?
Jasad Kita, Keturunan Kita
Tidaklah perlu berbicara masalah akhirat.
Mari kita berbicara masalah yang benar-benar riil. Yaitu kematian.
Setiap orang akan mati.
Pertanyaannya adalah, sudahkah anak-anak
Anda siap memandikan dan mengkafani Anda kelak? Siapa nanti yang
menurunkan badan Anda ke liang kubur? Pak Modin? Pak Lurah ? Atau pak
Carik? Atau seorang polisi dengan pistol di pinggang?
Lihatlah nuansa yang ada di keluarga
sendiri, insyaAllah kita akan tahu seperti apa kelak anak-anak kita
meilhat jasad kita? Ia akan ngeri karena terlalu banyak melihat film
hantu dan zombie atau ia akan mencium dan mengelusnya penuh kasih sayang?
Kita semua sering berdoa meminta Allah
agar dikaruniai anak-anak yang sholeh. Di antaranya ada do’a yang
berasal dari para Nabi Ibrahim ‘alaihi salaam.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Robbi hablii minash shoolihiin,” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Ini juga termasuk do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh.
Atau doa Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam,“Robbi hablii minash shoolihiin,” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Ini juga termasuk do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh.
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).
Al Qurtubhi rahimahullah berkata, “Tidak
ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat
istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan
semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, 10/333)
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhuma dengan do’a, “Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta
berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334
dan Muslim no. 2480).
Dari Abu Hurairah (ra), berkata: “Telah
bersabda Rasulullah SAW: Apabila wafat seorang hamba (manusia) maka
terputuslah segala amalannya kecuali 3 perkara: shodaqah jariah, ilmu
yang bermanfaat dan anak yang salih yg mendoakannya.” (HR Muslim)
Kenapa doa anak yang sholeh mudah di
dengar oleh Allah? Karena ketika ia memandikannya, benar-benar ia “elus”
kulit dan wajahnya dengan rasa kasih sayang. Ia menangis mengenang
kebaikan-kebaikannya.
Kenapa doa anak yang sholeh mudah
dikabulkan oleh Allah? Karena ketika ia menjadi imam shalat jenazah di
depan jasad ibunya, ia akan bersungguh-sungguh berdoa dengan melinangkan
air matanya. Mengenang kebaikan dan keluhuran orangtuanya. Ia akan
sangat dan sangat berharap agar Allah benar-benar memuliakan dan
menempatkannya di sisi ke Maha Kemulian-Nya.
Ketika ia menurunkan jasad ayah atau
ibunya, ia akan menurunkan dengan penuh perasaan dan pelan. Ia pelankan
gerakan tangannya, seolah agar tanah yang keras dan bola tanah itu tidak
menyakiti jasad yang sudah terbujur. Ia akan pastikan bahwa orangtuanya
benar-benar akan mendapatkan posisi tidur yang sangat nyaman.
Sekali lagi, pastikan bahwa nuansa keluarga Anda adalah mereka yang akan mengurus dan menolong kita, setelah kematian nanti.
Nabi tidak pernah mengajarkan kata
terlambat. Jika ada benih di tangan, tanam benih itu segera. Perbaiki
diri tidak ada kata terlambat, selama nafas masih di dada, dan darah
terus mengalir, serta jantung terus berdetak. Kecewa dan menangis dalam
masalah dunia adalah biasa. Yang kita kejar adalah akhirat, sedangkan
dunia adalah wasilah atau sarana. Silakan mencoba.!.*
M. Yusuf Efendi. Penulis tinggal di San Fransisco. http://blogku.net
FB/YM/Skype: myusufe
FB/YM/Skype: myusufe