Di hari pernikahan anaknya. sang ayah tampak bahagia. ia melihat
meriahnya pesta, pernak-pernik yang terpasang di sana-sini, serta
tamu-tamu undangan yang hadir tak henti-hentinya mendoakan agar kedua
mempelai menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.
namun entah kenapa senyum sang ayah berubah menjadi masam. dalam kegalauannya ia mondar-mandir kesana-kemari tak tentu arah. Fenomena tersebut terlihat oleh sang menantu yang datang menghampiri sang mertua.
"ayah.. kenapa ayah terlihat bingung?" tanya sang menantu.
"tidak.. ayah hanya....." belum sempat sang ayah berkata lalu dipotong oleh sang menantu.
"hehehe jangan bohong ayah.. aku bisa melihatnya dari sorotan mata ayah, bahwa ayah memikirkan sesuatu " sambung sang menantu
"baiklah menantuku. ada yang ingin kutanyakan padamu." senyum simpul tersirat di muka sang ayah
"baiklah, apa yang ingin ayah tanyakan?"
"apakah kau mencintai anakku?"
"tentu ayah aku sangat mencintai anakmu, kalau tidak mana mungkin aku menikahinya.." jawab ia dengan canda.
"apakah dia tampak sempurna di hadapanmu ?"
" Tentu ayah.. diantara biodata.. ehh wanita lain.. anakmu lah yang paling sempurna diantara mereka.." sang menantu mengangkat tangan dan mengacungkan angka dua untuk meyakinkan sang mertua.
Sang mertua tersenyum dambil menghela nafas. kemudian ia mulai berkata kepada menantunya, " baiklah menantuku, aku percaya atas semua yang kau katakan. Itulah yang kau rasakan saat baru menikah. dua atau tiga tahun lagi kau akan melihat semua kekurangan-kekurangan dari anakku. saat kau menyadarinya, ingatlah pesanku ini : Jika ia tidak punya kekurangan-kekurangan itu, dia mungkin akan menikah dengan pria yang jauh lebih baik darimu. [sumber]
namun entah kenapa senyum sang ayah berubah menjadi masam. dalam kegalauannya ia mondar-mandir kesana-kemari tak tentu arah. Fenomena tersebut terlihat oleh sang menantu yang datang menghampiri sang mertua.
"ayah.. kenapa ayah terlihat bingung?" tanya sang menantu.
"tidak.. ayah hanya....." belum sempat sang ayah berkata lalu dipotong oleh sang menantu.
"hehehe jangan bohong ayah.. aku bisa melihatnya dari sorotan mata ayah, bahwa ayah memikirkan sesuatu " sambung sang menantu
"baiklah menantuku. ada yang ingin kutanyakan padamu." senyum simpul tersirat di muka sang ayah
"baiklah, apa yang ingin ayah tanyakan?"
"apakah kau mencintai anakku?"
"tentu ayah aku sangat mencintai anakmu, kalau tidak mana mungkin aku menikahinya.." jawab ia dengan canda.
"apakah dia tampak sempurna di hadapanmu ?"
" Tentu ayah.. diantara biodata.. ehh wanita lain.. anakmu lah yang paling sempurna diantara mereka.." sang menantu mengangkat tangan dan mengacungkan angka dua untuk meyakinkan sang mertua.
Sang mertua tersenyum dambil menghela nafas. kemudian ia mulai berkata kepada menantunya, " baiklah menantuku, aku percaya atas semua yang kau katakan. Itulah yang kau rasakan saat baru menikah. dua atau tiga tahun lagi kau akan melihat semua kekurangan-kekurangan dari anakku. saat kau menyadarinya, ingatlah pesanku ini : Jika ia tidak punya kekurangan-kekurangan itu, dia mungkin akan menikah dengan pria yang jauh lebih baik darimu. [sumber]