Islam juga mengajarkan bahwa manusia yang masuk kategori sebagai
penghuni surga bukanlah manusia yang selama hidupnya tidak pernah
berbuat dosa, sebaliknya calon penghuni neraka juga bukan manusia yang
tidak pernah berbuat kebaikan. Al-Qur’an menginformasikan bahwa semua
perbuatan kita, sekalipun sebesar ‘zarrah’ akan dihitung tanpa
terkecuali. Maka selain keimanan yang ada dalam qalbu, semua catatan
perbuatan baik dan buruk tersebut akan ditimbang, ada proses ‘off-set’
antara pahala dan dosa, pahala menghapus dosa, dan sebaliknya dosa juga
menghapus pahala, lalu kita tinggal menunggu bagaimana hasil akhirnya.
Menghitung keseimbangan pahala dan dosa juga tidak hanya berurusan
dengan soal kuantitas dari perbuatannya saja, kualitas juga memegang
peranan. Jangan menganggap remeh dosa kecil, anda misalnya menganggap
menyebarkan paku di jalanan hanya perkara sepele, namun bisa membuat bus
yang isinya puluhan orang terguling, atau melukai seseorang dan
berakibat kena tetanus, orang tersebut kemudian menderita bertahun-tahun
karenanya. Bisa dibayangkan berapa catatan dosa yang mesti anda
terima..
Pahala bukan hanya hasil dari perbuatan baik semisal menolong orang,
rajin beribadah, shalat, puasa, zakat, infaq, sedekah, tapi juga ketika
kita ikhlas dan sabar menerima musibah dan cobaan yang ditetapkan Allah,
apapun bentuknya..
Ini adalah ajaran yang masuk akal, sederhana dan gampang diterima
oleh siapapun. Sekalipun orang tersebut bukan pemeluk Islam atau bahkan
penganut atheisme sekalipun, mereka dengan mudah bisa menerima konsep
ini dan berkata :”Kalau memang prosesnya demikian, memang sangat masuk
akal..”.
Ketika dihadapkan dengan proses pengadilan, dihitung semua perbuatan :
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,
maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan
itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan
cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. (Al-Anbiyaa: 47)
Bagaimana seharusnya kita bersikap di dunia ini, untuk bersiap-siap
menghadapi hari pengadilan tersebut..?? Yang pasti semua perbuatan kita
akan dibuka dan diperlihatkan kepada semua pihak, tidak ada yang
disembunyikan sehingga semuanya mengetahui apa dasar hitung-hitungannya
seseorang layak masuk surga atau neraka. Tidak ada lagi bahan bagi pihak
yang merasa berkeberatan dengan keputusan yang ditetapkan lalu
menyatakan ini sebagai pengadilan rekayasa.
Saya berikan ilustrasinya…
Ketika anda selesai ditimbang, lalu keputusannya adalah anda layak
masuk surga. Lalu kaki mulai dilangkahkan menuju surga. Seseorang yang
mengetahui dosa-dosa anda selama di dunia melakukan protes :”Saya tidak
terima orang ini bisa masuk surga, karena dia dulunya pernah bagi-bagi
hasil korupsi dengan saya, fifty-fifty lagi, kalau saya harus
menerima nasib masuk neraka, seharusnya dia juga masuk neraka..”. Allah
lalu menjawab :”Memang dia menikmati hasil sama seperti kamu, oleh sebab
itu dosa yang ditanggungnya juga sama. Namun orang ini telah menanggung
penyakit yang luar-biasa dihari tuanya, terkapar dengan penuh
kesakitan dan dia menerima dengan ikhlas. Penyakit yang Aku timpakan
tersebut telah mengimbangi dosa yang dilakukannya, sedangkan kamu tidak
mengalaminya. Aku berikan kesempatan buat dia untuk menghapus dosa
dengan musibah, karena dia memang meminta agar mendapat kehidupan yang
baik di akhirat, sedangkan kamu selalu meminta kebaikan di dunia saja
dan mencurahkan segala upaya untuk memperolehnya, tentu saja atas dasar
sifat-Ku yang Maha Pengasih maka Aku berikan sesuai yang diminta
hamba-hamba-Ku. Orang ini layak masuk surga karena Aku punya alasan
untuk itu, sebaliknya kamu pantas masuk neraka karena Aku tidak punya
alasan untuk melepaskan kamu”.
Bisa jadi protes datang dari iblis yang mengatakan :”Orang ini sering
bermaksiat, bagaimana bisa memperoleh surga..??”. Allah lalu menjawab
:”Dosa karena bermaksiat tentu saja sudah dihitung, namun Aku telah
memutuskan untuk menitipkan kepadanya seorang anak yang cacat, dan dia
menjalaninya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, merawat anak
tersebut sepanjang hidupnya. Penderitaannya dalam memelihara anak cacat
tersebut mengimbangi dosa-dosa yang pernah dilakukannya, Aku berikan
ujian karena dia memang meminta agar segala dosa-dosanya diampuni.
Karena dia berhasil melewati ujian tersebut maka dia layak masuk surga”.
Iblis tidak lagi punya alasan untuk memprotes kandungan dosa yang anda
miliki, semua hitung-hitungannya jelas dan dipahami semua pihak.
Apakah anda sudah bisa ‘mengkalkulasi’ nilai diri anda sampai seperti
ini..?? kalau sudah mampu maka anda mungkin punya sikap yang agak aneh.
Ketika hadits Rasulullah menyatakan :”Sungguh ajaib orang yang
beriman, Saat mendapat kenikmatan dia bersyukur dan syukur tersebut
mendatangkan kebaikan bagi dirinya, diwaktu dia menerima musibah maka
orang tersebut akan bersabar, sabar juga mendatangkan kebaikan bagi
dirinya..”. Anda mungkin malah bersikap sebaliknya, ketika menerima
musibah, bisa berupa rumah yang habis dilalap api atau hanyut dibawa
banjir, dianugerahi anak yang cacat, mengalami kematian anggota keluarga
yang disayangi, dizalimi orang tanpa bisa melawan, melarat kehilangan
pekerjaan. Semua musibah akan anda hadapi dengan sudut pandang yang
berbeda, karena yakin apapun yang menimpa selalu ada harga yang pantas
untuk itu, anda bersikap seperti apa yang disampaikan dalam Al-Qur’an :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran 190-191)
Tidak ada lagi istilah kenikmatan dan musibah, sudut pandang kita
hanya menyatakan apapun itu maka semuanya tidak ada yang sia-sia, pasti
ada keuntungan yang akan anda ambil. Maka sikap aneh yang muncul adalah :
Kenikmatan ataupun musibah akan diterima dengan rasa syukur, rasa yang
muncul karena meyakini betul bahwa apapun yang dijalani, itu sangat
berguna untuk membungkamkan Iblis, agar dia kelak tidak lagi punya
alasan untuk memprotes anda, ketika kaki sudah dilangkahkan menuju
surga.