Tuesday, 31 July 2012

> > Ramadhan Segera Pergi, Sudah Berapa Juz dan Surat Yang Kita Baca ?

Ramadhan Segera Pergi, Sudah Berapa Juz dan Surat Yang Kita Baca ?



BULAN Ramadhan sebagai bulan ampunan terkadang masih ditanggapi secara salah. Dikatakan demikian karena puasa belum begitu berpengaruh signifikan dalam pribadi kebanyakan Muslim dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Padahal Ramadhan sangat erat hubungannya dengan Al-Qur’an.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah memuliakan bulan Ramadhan tidak saja karena di dalamnya diturunkan mu’jizat akhir zaman yaitu Al-Qur’an. Tetapi semua kitab-kitab Allah itu diturunkan dalam bulan Ramadhan.

Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Watsilah bin Al-Asqa’, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Shuhuf (lembaran-lembaran) Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada tanggal 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada tanggal 13 Ramadhan, dan Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 24 Ramadhan.” (HR. Ahmad).

Hal ini menunjukkan bahwa puasa identik dengan Al-Qur’an. Artinya, di bulan Ramadhan sudah semestinya kecintaan untuk membaca, memahami, menadabburi dan mengamalkan Al-Qur’an menjadi semakin kuat. Setiap Muslim seharusnya memiliki agenda khusus yang prioritas untuk senantiasa memperbaiki kualitas interaksinya dengan Al-Qur’an.
 
Sebagaimana tujuan puasa itu sendiri agar membentuk pribadi takwa. Tanpa pemahaman yang baik terhadap Al-Qur’an yang disertai dengan komitmen yang kuat untuk mengamalkannya, maka puasa akan kehilangan kesempurnaannya. Bagaimana bisa menjadi takwa jika tidak memahami Al-Qur’an. Padahal perkataan, pikiran, dan perilaku seorang Muslim sangat ditentukan dengan apa yang dibacanya.
 
Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi setiap Muslim untuk bagaimana mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan. Di dalamnya terdapat dalil dan hujjah yang nyata dan jelas bagi mereka yang benar-benar berusaha menadabburi dan mengamalkannya.
 
Tidakkah kita perhatikan betapa perilaku kebanyakan Muslim yang tidak sesuai dengan ajaran Islam disebabkan karena mereka tidak benar-benar memahami dan mengamalkan Al-Qur’an? Maka dari itu bagi Muslim yang benar-benar beriman, membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan bukan lagi satu kewajiban tetapi kebutuhan yang sangat mendesak.
 
Kualitas dan Kuantitas
 
Rasulullah tidak pernah melewatkan satu malam pun di Bulan Ramadhan melainkan digunakannya untuk mendabburi Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril. Imam Syafi’i juga tidak pernah absen. Setiap Ramadhan penemu ilmu ushul fiqh itu mampu menghatamkan Al-Qur’an sebanyak 60 kali. Sedangkan Sufyan Al-Tsauri, tokoh sufi itu tidak melakukan aktivitas apapun selama Ramadhan selain menadabburi Al-Qur’an.
 
Itulah contoh atau teladan terbaik bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan Al-Qur’an. Terpenuhi kriteria kualitas sekaligus kuantitas. Tentu itu cukup sulit bagi sebagian besar umat Islam hari ini. Oleh karena itu harus memilih di antara keduanya, prioritaskan kualitas baru kuantitas. Sebab kualitas akan mengantarkan kita merasakan keindahan Al-Qur’an itu sendiri. Meskipun secara kuantitas tetap harus diupayakan.

Pertanyaannya bagaimana membaca Al-Qur’an yang berkualitas itu? Jika membaca secara kuantitas mungkin sudah banyak dipahami, yaitu dengan senantiasa membaca Al-Qur’an baik mengerti makna maupun belum memahami.
 
Sedangkan yang dimaksud dengan sisi kualitas adalah membaca tidak seberapa banyak tetapi mengantarkan satu cara pandang Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, setiap ayat yang dibaca senantiasa dipahami dan diamalkan dalam kehidupan.
 
Membaca secara kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Di antaranya adalah membaca tafsir Al-Qur’an. Merangkum kandungan-kandungannya dalam catatan harian. Atau mengikuti kajian-kajian Al-Qur’an di berbagai majelis ilmu selama bulan Ramadhan. Kemudian tidak menambah jumlah ayat sebelum ayat yang telah dipelajari benar-benar dipahami dan diamalkan.
 
Jangan salah, Manna Al-Khattan dalam kitabnya Mabahits fi Ulumil Qur’an mencantumkan satu riwayat yang menjelaskan bagaimana para sahabat Nabi membaca Al-Qur’an. Mereka membaca Al-Qur’an setiap saatnya sepuluh ayat. Kemudian mereka tidak menambah ayat lain sebelum sepuluh ayat yang telah dipelajarinya benar-benar dipahami dan telah diamalkan.

Oleh karena itu mumpung masih sepekan Ramadhan berlalu, mari kita tata diri untuk memperbaiki kualitas interaksi kita dengan Al-Qur’an. Selain itu akan sangat baik jika kita ikut peduli dengan program dakwah tebar Al-Qur’an. Sebab dengan cara itu, berarti kita telah turut berpartisipasi dalam membumikan Al-Qur’an. Sekalipun kita belum mampu mengajarkan ilmu Al-Qur’an. Insya Allah pahala besar akan Allah berikan kepada kita yang punya niat ikhlas untuk itu.
 
Fadhilah Membaca Al-Qur’an
 
Sebagai mu’jizat akhir zaman, Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan, terkhusus bagi Muslim yang gemar membacanya. Apalagi jika dilakukan di bulan penuh berkah seperti sekarang.
 
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
 
Apabila kita membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan yang pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan mengerjakan yang wajib tentu akan banyak sekali pahala yang akan kita terima. Padahal satu huruf dihitung pahala. Bagaimana jika kita mampu membacanya sehari satu juz, luar biasa pahala yang akan kita terima.
 
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa, “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad).
 
Bukan saja sekedar pahala. Bagi mereka yang gemar membaca Al-Qru’an akan Allah lindungi dari kesesatan. “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:

{فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}

“Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka,” (QS. Thaha: 123).

Dengan hanya membaca Al-Qur’an saja kita akan menjadi orang yang bertakwa dan terhindar dari kesesatan. Pantas Rasulullah mengingatkan kita sebagai umatnya agar berpegang teguh kepada Al-Qur’an. Sebab hanya dengan Al-Qur’an kita akan meraih kebahagiaan. Jadi demi kesempurnaan Ramadhan mari kita perbaiki kualitas interaksi kita dengan Al-Qur’an.

Pertanyaannya, sudah berapa juz, ayat dan surat dalam al-Quran kita baca, kita tadaburi dan kita renungi maknanya?*