Perjalanan rumah tangga, pastilah penuh
dengan suka dan duka. Dan seorang pembelajar sejatinya, seharusnya
pandai mengambil hikmah dan menjadikan apapun episode kejadian yang
terjadi sebagai pembelajaran berharga yang akan membaikkan diri dan
akhlaknya.
Namun terkadang, beratnya ujian hidup
dan besarnya keinginan atas sebuah kebahagiaan yang diharapkan dengan
praktis datang, menyebabkan salah satu diantara pelaku rumah tangga,
lupa akan hak dan kewajibannya. Dan inilah yang akhirnya semakin
menjauhkannya dengan Allah subhanahu wataala.
Ini adalah sebuah kisah yang semoga
memberikan kita hikmah dan batasan yang anggun dalam bersikap sebagai
seorang istri, ibu dan sebagai hamba. Sebuah kisah tentang pelajaran
hidup yang sangat berharga.
Sebuah kisah tentang sepasang suami
istri yang hidup dalam kemiskinan. Kehidupan yang sangat menyusahkan itu
membelenggu mereka bahkan sampai bertahun- tahun. Pada awalnya, semua
masih berjalan dengan baik. Sang suami tetap berusaha menafkahi dan
memenuhi kewajibannya sebagai kepala keluarga. Begitu pula dengan sang
istri. Dia tetap menjalankan perannya sebagai ibu dengan baik.
Sampai akhirnya, cobaan iman itupun
datang. Anak mereka satu- satunya terserang penyakit. Dan yang lebih
menyedihkan adalah, saat itu mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk
anaknya berobat. Mereka berusaha mencari pinjaman kesana- kemari, namun
tetap belum membuahkan hasil. Sampai akhirnya Allah mendatangkan
keputusannya. Anak kecil itupun meninggal.
Seribu satu sesal, sedih dan kebingungan
bercampur jadi satu, mengisi pikiran suami istri tersebut. Mereka
memaki diri mereka sendiri karena tak bisa menyelamatkan anak mereka
satu- satunya.
Haripun berlalu....
Sang istri masih tetap dalam depresi dan
kesedihannya. Melihat hal itu, sang suami tak tinggal diam begitu saja.
Dia tetap berusaha menghiburnya. Namun, usaha itu sia- sia. Kesedihan
sang istri serta keputusasaan yang menyelimuti hatinya, akhirnya
menipiskan iman dan membuatnya berbelok jalan. Dia berpikir, bahwa
selama ini dia telah begitu sabar dan tetap mengabdi kepada Allah, namun
kenapa Allah senantiasa menyiksanya.
Berkali-kali sang suami memintanya untuk
beristigfar dan bersabar menghadapi cobaan bagi iman mereka tersebut.
Tapi berkali- kali pula, si istri mengacuhkannya. Bahkan sebuah kalimat
terlontar dari mulutnya, “Sekarang aku ingin hidup senang dengan caraku.
Sudah begitu lama aku mengabdi kepadaNya, namun mengapa justru dia
menyiksaku dengan kemiskinan. Aku bahkan mulai meragukan kasih
sayangNya.”
Sang suami yang terpancing emosinya,
hampir-hampir memukul istrinya tersebut. Melihat hal itu, si istri malah
berkata “Sholatlah sampai kau lelah. Tapi kau akan melihat, bahwa kau
tak akan mendapatkan apa- apa dari tuhanmu. Jangan lupa sampaikan
salamku padaNya. Aku pesan satu tempat di neraka”
Kata-kata penuh ejekan, sindiran, hinaan
dan cacian, itu terlontar dengan ringan. Namun alhamdulillah sang suami
kini sudah teredamkan emosinya, seraya pergi dan tidak menggubris
ucapan istrinya tersebut. Sang suami kemudian masuk ke dalam kamar dan
mengunci diri didalam. Beberapa menit kemudian, suara gemuruh terdengar
dari luar rumah. Sang suami buru- buru berlari keluar dan melihat apa
yang terjadi. “Astagfirullah......!!!!!” teriaknya keras.
Didapatinya sang istri yang terbujur
kaku penuh darah, tepat di jalan depan rumah mereka. Sebuah mobil
menabraknya ketika istrinya hendak menyeberang jalan. Dan ketika dia
mengangkat tubuh istrinya tersebut, dia merasakan tubuh istrinya yang
semakin mendingin. Dan benar saja, ternyata istrinya telah meninggal
dunia.
Naudzubillah ...
Sebuah kematian yang sangat mengenaskan ...
Sebuah kematian yang menyedihkan karena dia sendiri yang justru memilih tempat dineraka untuknya kembali ...
Dan Sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua ...
Sebuah kematian yang sangat mengenaskan ...
Sebuah kematian yang menyedihkan karena dia sendiri yang justru memilih tempat dineraka untuknya kembali ...
Dan Sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua ...
Semoga ...
(Syahidah/VOA-Islam)