DEPOK (VoA-Islam) – Tidak ada kitab suci,
selain Al-Qur’an yang mudah dihafal dan dipahami. Itu sudah menjadi
jaminan Allah Swt dalam memberi kemudahan bagi hamba-Nya, khusus umat
Islam dalam mempelajari Al-Qur’an.
Dalam kuliah Subuh di Masjid Ukhuwah Universitas Indonesia (UI)
Depok, Ustadz Arham bin Ahmad Yasin, Lc memberi tips dan kiat sukses
menghafal al-Qur’an untuk orang sibuk seperti mahasiswa dan pekerja.
Berikut ini adalah panduan dan kiat-kiatnya:
Pertama, sebelum menghafal al-Qur’an, kata Ustadz Arham, hendaknya
kita menanamkan diri sifat ikhlas dan memahami keutamaan Al-Qur’an. Jika
kita ikhlas, Insya Allah, akan ada jalan dan kemudahan untuk menghafal
al-Qur’an.
“Dalam pandangan Allah, seorang hafizh (penghafal) al Qur’an memiliki
derajat yang tinggi. Sampai-sampai saat Perang Uhud, Rasulullah mencari
siapa diantara sahabatnya yang paling banyak hafalan al-Qur’annya,”
kata ustadz yang juga seorang hafizh.
Kedua, sungguh-sungguh (mujahadah) dan memiliki tekad yang kuat.
Dengan tekad yang kuat, Insya Allah, hasilnya akan dirasakan dalam dua
bulan. Ketiga, sabar dan istiqomah.
Keempat, yakin bahwa menghafal Al-Qur’an itu mudah. Apapun latar
belakang dan profesinya, seseorang bila bersungguh-sungguh, dijamin akan
mendapat kemudahan untuk menghafalnya. Tidak ada kata terlambat. “Saya
menjumpai seorang kakek berusia 60-80 tahun yang menghafal Qur’an 30
juz.
Kelima, memperhatikan adab-adab Qur’an. Keenam, setiap hari harus ada
waktu wajib khusus untuk menghafal Qur’an. Jika dilanggar, maka harus
dianggap utang. Misalnya, sehabis shalat Subuh, diagendakan untuk
menghafal Qur’an sampai pukul 06.00 WIB.
Ketujuh, menetapkan target waktu, baik dari segi jumah yang hendak
dihafal. Misalnya, punya target harian, mingguan, bulanan, hingga
tahunan. Kedelapan, hendaknya menghafal Qur’an per surah atau per
halaman. Jika langsung per ayat, biasanya sulit saat menyambung antar
ayat.
Kesembilan, hafalan yang ddibaca per halaman atau per surah hendaknya
dibaca berulang-ulang sampai kita menjadi akrab dengan surah tersebut.
Untuk itu perlu fokus dan konsentrasi penuh, jangan sampai dialihkan
pada hal yang lain, tak terkecuali saat telepon seluler kita bordering.
Kesepuluh, baca dengan tartil, jangan tergesa-gesa. Jika terlalu
tergesa-gesa, biasanya hafalannya menjadi kacau. Kesebelas, hendaknya
membaca atau menghafal dengan suara yang lantang, sehingga berkesan.
Jika kita membaca dengan suara pelan, sulit menghafalnya.
Keduabelas, baca dua kali yang tersambung antar ayat dari awal. Satu
jam satu lembar, diusahakan, dan tidak harus menggunakan metode
morottal. Ketigabelas, biasakan mengulang surat minimal 10 kali, pagi
dihafal, sorenya masih hafal.
Keempatbelas,talaqqi atu perdengarkan hafalan kepada orang yang
menguasai ilmu tajwid. Kelimabelas, hendaknya banyak mengulang
(murojaah) hafalan. Setelah itu kita menambah hafalan, bukan mengganti
hafalan.
Keenam belas, gunakan mushaf standar. Ketujuhbelas, biasanya disiplin
dan memanfaatkan waktu luang, tidak boleh dikalahkan oleh rasa jenuh.
Siasatnya adalah mencari suasana baru saat murojaah. “Saya dulu
hafalannya di atas genteng,” kata ustadz mengenang.
Kedelapan belas, jauhi segala hal yang sia-sia, seperti ngobrol yang
tidak bermanfaat, melamun dan sebagainya. Kedua puluh, hendaknya kita
berdoa agar dimudahkan menghafal al-Qur’an, doanya pun seperti orang
yang mendapat musibah, sehingga menjadi khusyu, Tak kalah penting adalah, berazam, sekali menghafal al Qur’an, tidak
boleh lupa seumur hidup. Jangan ada kalimat seperti ini: “Dia itu mantan
hafizh lho, dulu pernah hafal Qur’an 30 juz. “
“Satu hal, jangan menjadi pecundang sebelum bertarung”. Demikian
Ustadz Arham memberi motivasi kepada jamaah masjid Ukhuwah UI yang
sebagian besar dari kalangan mahasiswa yang saat ini sedang itikaf. Desastian